KOMPRESSOR
Kompresor secara sederhana bisa
diartikan sebagai alat untuk memasukkan udara dan atau mengirim udara dengan
tekanan tinggi. Kompresor bisa kita temukan pada alat pengungkit, kendaraan
roda empat, pendingin ruangan, lemari es serta alat-alat mengengkat beban yang
menggunakan tekanan untuk mengangkatnya.
Sekalipun sama-sama sebagai alat
untuk memasukkan dan mengiri udara dengan tekanan tinggi, pada masing-masing
peralatan yang berbeda, cara kerja kompresor pun bisa berbeda pula.
Secara umum kompresor digunakan atau
berfungsi menyediakan udara dengan tekanan tinggi. Prinsip kerja
kompresor seperti ini biasa kita temukan pada mesin otomotif. Fungsi kedua dari
kompresor adalah untuk membantu reaksi kimia dengan cara meningkatkan sistem
tekanan.
Kompresor seperti ini bisa ditemukan
pada industri kimia atau yang berhubungan dengan itu. Kompresor juga bertugas
untuk membagi-bagikan gas dan bahan bakar cair melalui instalasi pipa-pipa gas.
Selain itu, dalam peralatan pengangkat berat yang bekerja secara pneumatik,
kompresor digunakan dalam fungsinya sebagai pengiri udara untuk sumber tenaga.
Sebuah kompresor apabila dilihat
dari cara kerjanya, maka akan ada dua jenis kompresor yang masing-masing metode
kerjanya berbeda. Jenis pertama adalah kompresor dengan metode krja positif
displacement dan yang kedua adalah kompresor dengan metode kerja dynamic.
Di mana letak perbedaan metode kera
dari kedua jenis kompresor ini? Yang pertama, kompresor jenis positif
displacement. Kompresor model ini bekerja dengan cara memasukkan udara ke dalam
ruang tertutup, lalu pada saat yang sama volume ruangnya diperkecil, dengan
demikian tekanan di dalam dengan sendirinya akan naik.
Tekanan yang tinggi inilah yang
digunakan untuk berbagai keperluan sesuai dengan peruntukkan kompresor tadi.
Kompresor model positif displacement ini digunakan dalam reciprocating
compressor dan rotary.
Sementara itu pada kompresor model
dinamik, volume ruangnya tetap tapi udara yang ada didalam ruang tersebut diberi
kecepatan. Kemudian pada saat yang sama kecepatan tersebut diubah menjadi
tekanan. Hal ini bisa terjadi karena udara pada ruang yang volumenya tetap
mengalami tekanan. Kompresor yang menggunakan model dynamic ini biasanya pada
alat turbo axial flow.
Kompresor
berfungsi untuk membangkitkan/menghasilkan udara bertekanan dengan cara
menghisap dan memampatkan udara tersebut kemudian disimpan di dalam tangki
udara kempa untuk disuplai kepada pemakai (sistem pneumatik). Kompresor
dilengkapi dengan tabung untuk menyimpan
udara bertekanan, sehingga udara dapat mencapai jumlah dan tekanan yang diperlukan. Tabung udara bertekanan pada
kompresordilengkapi dengan katup pengaman, bila tekanan udaranya melebihi
ketentuan, maka katup pengaman akan terbuka secara
otomatis.Pemilihan jenis kompresor yang digunakan tergantung dari syarat-syarat
pemakaian yang harus dipenuhi misalnya dengan
tekanan kerja dan volume udara yang akan
diperlukan dalam sistim peralatan (katup dan silinder pneumatik). Secara garis besar kompresor dapat
diklasifikasikan seperti di bawah ini.
1.
Klasifikasi Kompresor
Secara garis besar kompresor dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu Positive Displacement
compressor, dan Dynamic compressor, (Turbo), Positive Displacement compressor, terdiri dari Reciprocating dan Rotary,
sedangkan Dynamic compressor, (turbo)
terdiri dari Centrifugal, axial dan ejector, secara
lengkap dapat dilihat dari klasifikasi di bawah ini:
1.1 Kompresor Torak
Resiprokal (reciprocating compressor)
Kompresor ini dikenal juga dengan
kompresor torak, karena dilengkapi dengan torak yang bekerja bolak-balik atau
gerak resiprokal. Pemasukan udara diatur
oleh katup masuk dan dihisap oleh torak yang gerakannya menjauhi katup. Pada saat terjadi pengisapan, tekanan udara
di dalam silinder mengecil, sehingga udara
luar akan masuk ke dalam silinder secara alami.
Pada saat gerak kompresi torak bergerak ke titik mati bawah ke titik mati atas, sehingga udara di atas torak bertekanan
tinggi, selanjutnya di masukkan ke dalam tabung
penyimpan udara. Tabung penyimpanan dilengkapi
dengan katup satu arah, sehingga udara yang ada dalam tangki tidak akan kembali ke silinder. Proses tersebut
berlangsung terus-menerus hingga diperoleh
tekanan udara yang diperlukan. Gerakan mengisap dan mengkompresi ke tabung penampung ini berlangsung secara
terus menerus, pada umumnya bila tekanan
dalam tabung telah melebihi kapasitas, maka katup
pengaman akan terbuka, atau mesin penggerak akan mati secara otomatis.
1.2 Kompresor Torak Dua Tingkat Sistem
Pendingin Udara
Kompresor udara bertingkat
digunakan untuk menghasilkan tekanan udara yang lebih tinggi. Udara masuk akan
dikompresi oleh torak pertama,kemudian didinginkan, selanjutnya dimasukkan
dalam silinder kedua untuk dikompresi oleh
torak kedua sampai pada tekanan yang diinginkan. Pemampatan (pengompresian) udara tahap kedua lebih besar, temperature
udara akan naik selama terjadi kompresi, sehingga
perlu mengalami proses pendinginan dengan
memasang sistem pendingin. Metode pendinginan yang
sering digunakan misalnya dengan sistem udara atau dengan system air bersirkulasi.
1.3 Kompresor
Diafragma (diaphragma compressor)
Jenis
Kompresor ini termasuk dalam kelompok kompresor torak. Namun letak torak dipisahkan melalui sebuah membran
diafragma. Udara yang masuk dan keluar tidak langsung
berhubungan dengan bagian-bagian yang bergerak
secara resiprokal. Adanya pemisahan ruangan ini udara akan lebih terjaga dan bebas dari uap air dan pelumas/oli. Oleh
karena itu kompresor diafragma banyak digunakan pada industri
bahan makanan, farmasi, obatobatan dan
kimia. Prinsip kerjanya hampir sama dengan
kompresor torak. Perbedaannya terdapat pada sistem kompresi udara yang
akan masuk ke dalam tangki penyimpanan udara bertekanan. Torak pada
kompresor diafragma tidak secara langsung menghisap dan menekan
udara, tetapi menggerakkan sebuah membran (diafragma) dulu.
Dari gerakan diafragma yang kembang kempis itulah yang akan menghisap dan menekan udara ke
tabung penyimpan.
1.4 Kompresor Putar (Rotary
Compressor)
Kompresor Rotari
Baling-baling Luncur Secara eksentrik rotor dipasang berputar
dalam rumah yang berbentuk silindris, mempunyai lubang-lubang masuk
dan keluar. Keuntungan dari kompresor jenis ini adalah mempunyai
bentuk yang pendek dan kecil, sehingga menghemat ruangan. Bahkan
suaranya tidak berisik dan halus dalam,
dapat menghantarkan dan menghasilkan udara secara terus menerus dengan mantap. Baling-baling luncur dimasukkan ke
dalam lubang yang tergabung dalam rotor dan ruangan dengan
bentuk dinding silindris. Ketika rotor
mulai berputar, energi gaya sentrifugal baling-balingnya akan melawan dinding. Karena bentuk dari rumah baling-baling itu
sendiri yang tidak sepusat dengan rotornya maka ukuran ruangan
dapat diperbesar atau diperkecil menurut
arah masuknya (mengalirnya) udara.
1.5 Kompresor Sekrup (Screw)
Kompresor
Sekrup memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau bertautan (engage), yang satu mempunyai bentuk
cekung, sedangkan lainnya berbentuk cembung, sehingga
dapat memindahkan udara secara aksial ke sisi lainnya. Kedua rotor itu
identik dengan sepasang roda gigi helix yang saling bertautan. Jika roda-roda
gigi tersebut berbentuk lurus, maka kompresor ini dapat digunakan
sebagai pompa hidrolik pada pesawatpesawat hidrolik.
Roda-roda gigi kompresor sekrup harus diletakkan pada rumah-rumah roda gigi dengan benar sehingga
betul-betul dapat menghisap dan menekan fluida.
1.6 Kompresor Root Blower (Sayap
Kupu-kupu)
Kompresor
jenis ini akan mengisap udara luar dari satu sisi ke sisi yang lain tanpa ada perubahan volume. Torak membuat
penguncian pada bagian sisi yang bertekanan. Prinsip kompresor
ini ternyata dapat disamakan dengan pompa
pelumas model kupu-kupu pada sebuah motor bakar. Beberapa kelemahannya adalah: tingkat kebocoran yang tinggi.
Kebocoran terjadi karena antara baling-baling dan rumahnya
tidak dapat saling rapat betul. Berbeda
jika dibandingkan dengan pompa pelumas pada motor bakar, karena fluidanya adalah minyak pelumas maka film-film
minyak sendiri sudah menjadi bahan perapat antara
dinding rumah dan sayap-sayap kupu itu.
Dilihat dari konstruksinya, Sayap kupu-kupu di dalam rumah pompa digerakan oleh sepasang roda gigi yang saling
bertautan juga, sehingga dapat berputar tepat pada dinding.
1.7 Kompresor Aliran (turbo
compressor)
Jenis
kompresor ini cocok untuk menghasilkan volume udara yang besar. Kompresor aliran udara ada yang dibuat dengan
arah masuknya udara secara aksial dan ada yang secara
radial. Arah aliran udara dapat dirubah
dalam satu roda turbin atau lebih untuk menghasilkan kecepatan aliran udara yang diperlukan. Energi kinetik yang
ditimbulkan menjadi energy bentuk tekanan.
1.8 Kompresor Aliran Radial
Percepatan
yang ditimbulkan oleh kompresor aliran radial berasal dari ruangan ke ruangan berikutnya secara radial. Pada
lubang masuk pertama udara dilemparkan keluar menjauhi sumbu.
Bila kompresornya bertingkat, maka dari tingkat pertama udara akan
dipantulkan kembali mendekati sumbu. Dari
tingkat pertama masuk lagi ke tingkat berikutnya, sampai beberapa tingkat sesuai yang dibutuhkan. Semakin banyak tingkat
dari susunan sudusudu tersebut maka akan semakin tinggi
tekanan udara yang dihasilkan. Prinsip kerja kompresor radial akan
mengisap udara luar melalui sudu-sudu rotor,
udara akan terisap masuk ke dalam ruangan isap lalu dikompresi dan akan ditampung pada tangki penyimpanan udara
bertekanan hingga tekanannya sesuai dengan kebutuhan.
1.9 Kompresor Aliran Aksial
Pada
kompresor aliran aksial, udara akan mendapatkan percepatan oleh sudu yang terdapat pada rotor dan arah alirannya
ke arah aksial yaitu searah (sejajar) dengan sumbu rotor.
Jadi pengisapan dan penekanan udara terjadi saat rangkaian sudu-sudu
pada rotor itu berputar secara cepat. Putaran
cepat ini mutlak diperlukan untuk mendapatkan aliran udara yang mempunyai tekanan yang diinginkan. Teringat pula alat
semacam ini adalah seperti kompresor pada sistem turbin gas
atau mesin-mesin pesawat terbang turbo
propeller. Bedanya, jika pada turbin gas adalah menghasilkan mekanik putar pada porosnya. Tetapi, pada kompresor ini tenaga
mekanik dari mesin akan memutar rotor sehingga akan
menghasilkan udara bertekanan.
2. Penggerak Kompresor
Penggerak
kompresor berfungsi untuk memutar kompresor, sehingga kompresor dapat
bekerja secara optiomal. Penggerak kompresor yang sering digunakan biasanya berupa motor listrik dan motor
bakar seperti gambar 12. Kompresor berdaya rendah menggunakan
motor listrik dua phase atau motor bensin. sedangkan kompresor
berdaya besar memerlukan motor listrik 3 phase atau mesin diesel.
Penggunaan mesin bensin atau diesel biasanya
digunakan bilamana lokasi disekitarnya tidak terdapat aliran listrik atau cenderung non stasioner. Kompresor
yang digunakan di pabrik-pabrik kebanyakan
digerakkan oleh motor listrik karena biasanya terdapat instalasi listrik dan cenderung stasionar (tidak
berpindah-pindah).
3. Komponen Kompresor
1.Kerangka (frame)
Fungsi utama adalah untuk mendukung
seluruh beban dan berfungsi juga sebagai tempat kedudukan bantalan, poros
engkol, silinder dan tempat penampungan minyak pelumas.
2.Poros engkol (crank shaft)
Berfungsi mengubah gerak berputar
(rotasi) menjadi gerak lurus bolak balik (translasi).
3.Batang penghubung (connecting rod)
Berfungsi meneruskan gaya dari poros
engkol ke batang torak melalui kepala silang, batang penghubung harus kuat dan
tahan bengkok sehingga mampu menahan beban pada saat kompresi.
4. Kepala silang (cross head)
Berfungsi meneruskan gaya dari
batang penghubung ke batang torak. Kepala silang dapat meluncur pada bantalan
luncurnya.
5. Silinder (cylinder)
Berfungsi sebagai tempat kedudukan liner silinder dan
water jacket
6. Liner silinder (cylinder liner)
Berfungsi sebagai lintasan gerakan
piston torak saat melakukan proses ekspansi, pemasukan, kompresi, dan
pengeluaran.
7. Front and rear cylinder cover.
Adalah tutup silinder bagian head end/front cover dan
bagian crank end/rear cover yang berfungsi untuk menahan gas/udara supaya tidak
keluar silinder.
8. Water Jacket
Adalah ruangan dalam silinder untuk bersirkulasi air
sebagai pendingin
9. Torak (piston)
Sebagai elemen yang menghandel
gas/udara pada proses pemasukan (suction), kompresi (compression) dan
pengeluaran (discharge).
10. Cincin torak ( piston rings)
Berfungsi mengurangi kebocoran
gas/udara antara permukaan torak dengan dinding liner silinder.
11. Batang Torak (piston rod)
Berfungsi meneruskan gaya dari kepala silang ke torak.
12. Cincin Penahan Gas (packing rod)
Berfungsi menahan kebocoran gas
akibat adanya celah (clearance) antara bagian yang bergerak (batang torak)
dengan bagian yang diam (silinder). Cincin penahan gas ini terdiri dari
beberapa ring segment.
13. Ring Oil Scraper
Berfungsi untuk mencegah kebocoran minyak pelumas pada
frame
14. Katup kompresor (compressor valve)
Berfungsi untuk mengatur pemasukan
dan pengeluaran gas/udara, kedalam atau keluar silinder. Katup ini dapat
bekerja membuka dan menutup sendiri akibat adanya perbedaan tekanan yang terjadi
antara bagian dalam dengan bagian luar silinder.
A. Kompresor Torak
Merupakan salah satu positive
displacement compressor dengan prinsip kerja memampatkan dan mengeluarkan udara
/ gas secara intermitten (berselang) dari dalam silinder. Pemampatan udara /
gas dilakukan didalam silinder. Elemen mekanik yang digunakan untuk memampatkan
udara / gas dinamakan piston / torak. Tekanan udara / gas yang keluar merupakan
tekanan discharge yang dihasilkan oleh kompresor reciprocating.
1. Prinsip Kerja Kompresor Torak
Prinsip kerja kompresor torak adalah sebagai berikut:
Ø Tenaga mekanik dari penggerak mula ditransmisikan
melalui poros engkol dalam bentuk gerak rotasi dan diteruskan ke kepala silang
(cross head) dengan perantaraan batang penghubung (connecting rod).
Ø Pada kepala silang gerakan rotasi diubah menjadi gerak
translasi yang diteruskan ke torak melalui batang torak (piston rod).
Ø Gerakan torak bolak balik dalam silinder mengakibatkan
perubahan volume dan tekanan sehingga terjadi proses pemasukan, kompresi, dan
pengeluaran.
Secara sederhana prinsip kerja,
perubahan tekanan dan volume dalam suatu kompresor torak Simplex Single Acting
dapat diuraikan dalam bentuk diagram P-V sebagai berikut :
2. Proses Kompresi Gas
Proses kompresi gas pada kompresor torak dapat
dilakukan menurut tiga cara yaitu dengan proses isotermal, adiabatik
reversible, dan politropik.
a. Kompresi Isotermal
Bila suatu gas dikompresikan, maka
ini berarti ada energi mekanik yang diberikan dari luar kepada gas. Energi ini
diubah menjadi energi panas sehingga temperatur gas akan naik jika tekanan
semakin tinggi. Namun, jika proses ini dibarengi dengan pendinginan untuk
mengeluarkan panas yang terjadi, sehingga temperatur dapat dijaga tetap dan
kompresi ini disebut dengan kompresi isotermal (temperatur tetap). Proses
isotermal mengikuti hukum Boyle, maka persamaan isotermal dari suatu gas
sempurna adalah:
Proses kompresi ini sangat berguna
dalam analisis teoritis, namun untuk perhitungan kompresor tidak banyak
kegunaannya. Pada kompresor yang sesungguhnya, meskipun silinder didinginkan
sepenuhnya adalah tidak mungkin untuk menjaga temperatur yang tetap dalam
silinder. Hal ini disebabkan oleh cepatnya proses kompresi (beberapa ratus
sampai seribu kali permenit) di dalam silinder.
b. Kompresi Adiabatik
Jika silinder diisolasi secara
sempurna terhadap panas, maka kompresi akan berlangsung tanpa ada panas yang
keluar dari gas atau masuk kedalam gas. Proses semacam ini disebut adiabatik.
Dalam praktiknya proses ini tidak pernah terjadi secara sempurna karena isolasi
terhadap silinder tidak pernah dapat sempurna pula. Namun proses adiabatik
reversible sering dipakai dalam pengkajian teoritis proses kompresi. Hubungan
antara tekanan dan volume dalam proses adiabatic dapat dinyatakan dalam
persamaan:
Jika rumus ini dibandingkan dengan
rumus kompresi isotermal dapat dilihat bahwa untuk pengecilan volume yang sama,
kompresi adiabatic akan menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dari pada proses
isotermal. Karena tekanan yang dihasilkan oleh kompresi adiabatik lebih tinggi
dari pada kompresi isotermal untuk pengecilan volume yang sama, maka kerja yang
diperlukan pada kompresi adiabatik juga lebih besar.
c. Kompresi Politropik
Kompresi pada kompresor yang
sesungguhnya bukan merupakan proses isotermal, karena ada kenaikan temperatur,
namun juga bukan proses adiabatik karena ada panas yang dipancarkan keluar.
Jadi proses kompresi yang sesungguhnya, ada di antara keduanya dan disebut
kompresi politropik. Hubungan antara P dan v pada proses politropik dapat
dinyatakan dengan persamaan:
Pada kondisi dimana tidak dilakukan
pendinginan pada ruang kompresi (kompresor sentrifugal pada umumnya), maka
harga n > k. Bila ada pendinginan pada ruang kompresi (pada kompresor
torak), maka harga n terletak antara 1< n < k.
Perhitungan dapat dilakukan baik dengan pendekatan
kondisi adiabatik reversible maupun kondisi politropik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar